A.
Karakteristik
Pertunjukan Rakyat
Cirri
utama pertunjukan rakyat adalah sebuah performance yang berpola. Keberulangan
pola pertunjukan bersifat local. Ekspresi pertunjukan muncul atas dasar ide
rakyat. Lord (1981) seluruh pertunjukan rakyat memang memiliki formula juga
memiliki sebuah komposisi, performance, dan transmisi.
Komposisi dimaksudkan sebagai cara atau proses
penciptaan folklore lisan disusun dan dihidupkan (Finnegan 1992: 117-121).
Performance
adalah suatu tipe peristiwa komunikasi yang memiliki dimensi proses komunikasi
bernuatan social, budaya, dan estetik. Performan dibedakan menjadi 2 yaitu
performance yang dihadapan audiens dan biasanya untuk hiburan serta yang kedua
untuk tujuan sacral.
Transmisi
adalah penyebaran atau penurunan folklore lesan. Transmisi tidak dapat dilepaskan
dari konsep memori, dari memori berkembang menjadi transmisi.
Melalui
3 konsep tersebut pertunjukan rakyat akan cenderung berubah-ubah. Komposisi
pertunjukan rakyat ada yang memuat konsep falsafah hidup, namun ada pula yang
kurang begitu jelas. Pertunjukan rakyat ada yang sekedar hiburan, namun ada
pula yang memang disiapkan untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan. Seni
pertunjukan rakyat adalah sebuah fenomena yang lentur, sehingga membuka
kemungkinan sebuah perubahan.
B.
Ragam
Pertunjukan Lisan
1.
Tradisi
Mendongeng
Mendongeng
adalah terobosan baru dalam seni pertunjukan. Disamping sebagai tontonan, juga
berfungsi untuk melestarikan dan mengembangkan sastra lisan. Mendongeng dari
istilah storytelling(menceritakan kembali). Jadi yangt diceritakan kembali tak
harus berupa dongeng, melainkan prosa fiksi lisan yang dipandang menarik.
Mendongeng
dapat dipilah menjadi 2 yakni contemporary storytelling(banyak modifikasi
didalamnya) dan traditional storytelling(nuansa murni). Bahan yang akan
didongengkan antara yang kontemporer dan tradisional bisa sama. Keduanya bisa
bersumber dari sastra lisan. Sama-sama mendongeng, tetapi setiap cara ada
dampak positif dan negatifnya. Ditinjau dari strategi mendongeng, ada beberapa
cara yang bisa diterapkan yaitu:
Ø Mendongeng
dengan peragaan tangan dan mimic sehingga kekuatan vocal yang paling
diandaklan.
Ø Mendongeng
sambil bermain, anak-anak yang mendengarkan dongeng diajak untuk memerankan
peran-peran tertentu.
Ø Mendongeng
sambil bermusik, kombinasi vocal dan alat music seperti terbang, kendang dan
lain-lain.
Ø Mendongeng
dengan peragaan, seperti boneka, dan lain-lain yang sejenis.
Ø Mendongeng
bergaya teatrikal.
2.
Kentrung
Kentrung
adalah pertunjukan lisan dan yang bertugas menyampaikan lirik-liriki nparikan
adalah dalang kentrung. Kentrung biasanya ditanggap pada acara tradisi sunatan,
tingkeban/ mitoni, ruwatan dan pesta perkawinan. Seni Kentrung diiringi alat
musik berupa tabuh timlung (kentheng) dan terbang besar (rebana). Seni
Kentrung sendiri syarat muatan ajaran kearifan local. Dalam
pementasannya, seorang seniman menceritakan urutan pakem dengan rangkaian
parikan dengan menyelipkan candaan - candaan yang lucu di tengah-tengah pakem
walaupun tetap dengan parikan
yang seolah dilakukan luar kepala. Parikan berirama ini dilantunkan
dengan iringan dua buah rebana yang ditabuh sendiri.
Pertunjukan
kentrung menggunakan komposisi pendahuluan yang merupakan langkah doa atau
permohonan ijin spiritual dalang, isi yang sebagian besar didominasi pemakaian
parikan untuk menyampaikan wejangan/ ajaran, dan penutup yang intinya
permohonan doa dan permohonan maaf.
3. Wayang Kancil
Wayang
kancil bersumber dari dongeng kancil. Di Jawa kancil dianggap figure yang
cerdik. Kendati ada yang mengatakan kancil sebagai tokoh “pembohong”, namun
orang jawa berpikir sebaliknya. Tokoh ini dianggap memiliki kecerdasan. Memang
kemungkinan kancil adalah gambaran pribadi jawa. Pada saat orang jawqa dijajah,
kecerdasan telah muncul. Banyak akal yang diterapkan orang Jawa yang
diekspresikan lewat dongeng.
Wayang
kancil mirip dengan wayang kulit. Bedanya wayang kulit diambil dari siklus
Mahabarata dan Ramayana wayang kancil diambil dari cerita kancil lakonya
diambil dari Serat Kancil Kridhamartana karya Raden Panji Natarata. Wayang
kancil masih masih tyergolong sebagai dokumen dan klangenaqn saja, belum
menjadi sebuah komoditi hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar