bendhu alfandiv

Jumat, 11 November 2011

Pawiwahan Ageng Kraton Yogyakarta Cermin Kesultanan di Indonesia



http://www.krjogja.com/photos/fbf379f361d298bf2ec892b0619cca36.jpg
KPH Yudanegara saat mengikuti prosesi pernikahan adat
Kraton Yogyakarta.
Pawiwahan Ageng yang digelar di Kraton Yogyakarta bisa menjadi cermin bagi Kesultanan di seluruh Indonesia, khususnya dalam hal pelestarian budaya agung yang semakin terkikis oleh globalisasi. Hal ini yang dirasakan Kesultanan Sumbawa saat menghadiri pernikahan GKR Bendara dengan KPH Yudanegara di Kraton Yogyakarta, Selasa (18/10).
Sistem dalam kesultanan juga bisa memberikan kontribusi bagi tegaknya konstitusi di Indonesia. Dimana Sultan sebagai pemimpin tertinggi dalam kesultanan hanya merupakan takdir. "Saya sebagai sultan itu hanyalah takdir. Karena takdir, maka memiliki tanggungjawab untuk mensejahterakan rakyat. Dan saya juga bagian dari rakyat itu. Nah, cara memandang rakyat inilah yang harus diteladani untuk mengokohkan konstitusi," papar Sultan M Kaharuddin IV.
Dengan memandang rakyat yang memiliki kedudukan sama, maka kebijakan akan selalu berpijak pada rakyat. "Dan inti dari kesejahteraan itu ialah menegakkan keadilan. Saya pikir, jika pemerintahan SBY ini bisa meletakkan rakyat sebagaimana mestinya, maka Indonesia akan makmur," jelas Sultan M Kaharuddin IV.
Selain Kesultanan Sumbawa, Pawiwahan Ageng ini juga dihadiri raja-raja serta sultan dari berbagai daerah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Wapres Boediono dan para menteri juga turut hadir mangayubagya pernikahan putri bungsu Sri Sultan HB X ini.
Pawiwahan Ageng Jogja Royal Wedding 2011 pernikahan GKR Bendoro(jeng Reni) dengan KPH Yudanegara (Ubai) telah berlangsung secara lancar tanggal 17-18 oktober 2011 dan prosesi kirab serta lainnya mendapat antusias yang luar biasa dari masyarakat Jogja. Pawiwahan ageng putri Bungsu Sri Sultan HB X ini juga menjadi acara yang multi fungsi karena bisa menjadi pendongkrak wisatawan mancanegara dan juga sebagai event promosi wisata budaya Jogja. Tapi ada yang kurang memuaskan menurut saya atas terselenggaranya pawiwahan Ageng kali ini.
Apa itu? kalau beberapa waktu lalu ketika pernikahan pangeran inggris digembar-gemborkan hampir di setiap televisi indonesia menyiarkan secara Live acara pernikahannya tetapi untuk acara Pawiwahan Ageng pernikahan GKR Bendoro dengan KPH Yudanegara di Jogja apakah sebagian besar televisi Nasional menyiarkan secara langsung pernikahannya juga? Coba tebak kenapa hayo? Bagi masyarakat Jogja yang kritis mungkin hal ini menjadi satu pertanyaan yang perlu disikapi Pawiwahan Ageng Jogja Royal Wedding 2011.

Apa yang melatarbelakangi weddingnya pangeran inggris waktu itu disiarkan secara live di tivi tivi negeri ini. Mungkin nilai jualnya kali ya atau hanya ikut-ikutan yang lain menyiarkan trus disini juga ikut menyiarkan gitu, padahal pengaruh bagi negeri ini kan hampir tidak banyak kan.. Tapi kalau kita melihat potensi yang dihasilkan jika televisi negeri ini menayangkan secara live Pawiwahan Ageng Jogja Royal Wedding 2011 kali ini (seperti pangeran inggris waktu itu) kan mempunyai pengaruh yang sangat bagus bagi promosi budaya, pariwisata, mengangkat citra jogja dan potensi negeri ini supaya lebih banyak wisatawan yang berkunjung menyaksikan event-event langka seperti ini dimasa datang. Karena yang kami tahu hanya televisi lokal jogja saja yang konsekuen hampir selalu menayangkan live acara pawiwahan ageng ini. Memang ada juga sih sebagian televisi yang kadangkala menayangkan live Pawiwahan Ageng Jogja Royal Wedding 2011 dengan siaran terpotong-potong tidak menyeluruh.

Ini yang perlu kita asah pola pikir para pelaku bisnis informasi bangsa ini, Semoga jangan hanya demi suatu rating popularitas perusahaan semata tetapi bisa ikut mempopularitaskan potensi bangsa sendiri juga dan tidak cuma mengandalkan gaya latah, yang lain punya acara yang sukses terus yang lain tiru-tiru membuat acara yang hampir sama, Jiwa kebangsaan dan cinta budaya sendiri bangsa ini mulai patut dipertanyakan.

Antusiame warga Yogyakarta dalam mengikuti perkembangan informasi mengenai prosesi Pawiwahan Ageng Kraton ngayogyakarto kali ini sangat luar biasa, mungkin ini juga sebagai bukti bahwa Yogjakarta memang sangat istimewa dan sangat layak menjadi daerah Istimewa meskipun banyak rintangan yang mencoba menghalangi Keistimewaan Yogyakarta. Pawiwahan Ageng Kraton Yogyakarta berperan menjadi sebuah event budaya yang sangat diminati baik warga lokal, wisatawan lokal dan asing. Dan sebagai warga Yogyakarta tentunya sangat bangga dan mengucapkan Selamat kepada GKR Bendoro dan KPH Yudanegara semoga menjadi keluarga Sakinah ma Waddah wa rohmah amiin Karena "Jogja memang istimewa" dengan Pawiwahan Ageng Jogja Royal Wedding 2011 salah satunya

Tiga hari rangkaian prosesi pernikahan keraton ngayogyakarta hadiningrat telah dilalui, alhamdulillah lancar (menurut kita). esok pagi akan menjadi hari yang berbeda kembali, bukan hanya bagi mempelai berdua maupun keluarga, tetapi bagi setiap warga masyarakat. akankah peristiwa langka ini membekas di benak masyarakat? bentuk bekas ini bisa bermacam-macam, bisa tentang “inilah tradisi jawa yang konon katanya masyhur” atau “besok kalau aku nikah akan seperti ini”, atau bisa yang lainnya.
Kita ingat kembali bagaimana peristiwa pengakuan UNESCO atas batik Indonesia, sehingga setelah hari itu masyarakat tidak terkecuali anak muda semakin senang menggunakan pakaian corak batik, yang mana sebelumnya terkesan tua, kini menjadi pemandangan yang lumrah ketika masyarakat menggunakan batik. akankah besok masyarakat semakin mencintai budaya lokal, terutama budaya jawa? akankah masyarakat, terutama remaja putri semakin suka dengan kebaya? kemudian, akankah setelah hari ini masyarakat semakin bersemangat dalam mencari informasi mengenai budaya jawa? sebenarnya kini sedang mulai ngetren masyrakat mendatangi tempat-tempat yang bernuansa budaya di samping tempat-tempat yang lebih bersifat hedonistis. semoga saja semangat ini semakin kuat dengan diperkenalkannya budaya melalui pernikahan ini.
Kemudian, satu hal yang tidak kalah penting, berkaitan meneladani sikap kesederhanaan keraton. Sederhana berbeda dengan hidup seadanya, tetapi dengan kehidupan yang ada kita tidak menjadi sok besar, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh keraton melalui setiap prosesi yang telah berlangsung dan setiap sikap keraton kepada masyarakat. Semoga kasultanan Ngayogyakarta hadiningrat benar-benar menjadi istimewa, baik secara pengakuan masyarakat maupun kecara politik dan hukum. kita sebagai masyarakat begitu merindukan keraton dan kesultanan ini menjadi sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana IX “tahta untuk rakyat”. Semua semoga bukan hanya sekedar semoga, tetapi semoga benar-benar menjadi benar dan nyata. karena Yogya memang istimewa.